Idealnya saat membuat kandang ternak burung murai
batu haruslah memenuhi syarat-syarat kenyamanan, kesehatan dan keamanannya,
paling tidak kita bisa memberikan suasana kandang mendekati suasana kehidupan
murai batu di habitat aslinya.
Kali ini saya akan coba berbagi dengan teman-teman
pembaca tentang pemanfaatan dan pengalihan fungsi rumah tinggal menjadi kandang
ternak burung murai batu. Karena kandang ternak burung murai batu ini dibangun
memanfaatkan ruangan-ruangan yang ada rumah kami, maka ide kami ini sifatnya
sangat subjektif…maksudnya mungkin baik dan bisa diterapkan oleh saya tapi
belum tentu baik dan bisa diterapkan oleh orang lain.
Sebenarnya ide awal untuk memanfaatkan ruangan di
rumah saya untuk dijadikan kandang ternak murai batu hanya disebabkan faktor
keamanan saja. Anda tahu sendiri kan… maraknya kasus pencurian burung berkicau
di tanah air sangat tinggi akhir-akhir ini. Burung-burung berkicau yang menjadi
target pencurian salah satunya adalah burung murai batu yang memiliki nilai
ekonomi yang sangat tinggi. Para pencuri ini tahu kalau burung yang satu ini
mempunyai harga yang lumayan bagus di pasaran dan sangat-sangat gampang
menjualnya karena peminatnya juga sangat banyak.
Awalnya 5 petak kandang ternak alumunium dibangun di
dalam sebuah ruangan 7 x 5 meter rumah kami. Dari hasil browsing dan berkunjung
ke para peternak yang sudah lebih awal menekuni breeding murai batu, rata-rata
kandang ternak mereka dibangun memanfaatkan tanah sisa di luar rumah yang
notabene terekspos langsung dengan sinar matahari dan sirkulasi udara yang baik
pula. Demi menyalurkan hasrat dan hobi yang terpendam akhirnya dengan besar
hati merelakan sebagian ruangan-ruangan rumah kami dijadikan kandang breeding burung murai
batu tersebut. Namun dibalik itu semua,
sebenarnya juga terbersit sebuah rencana bisnis menciptakan peluang usaha rumahan yang didasari dari hobi saya
tersebut…akhirnya saya beranikan diri membubuhkan label Quaiz Bird Farm (Q-BF)
sebagai wadah penyaluran hobi dengan cara menangkar burung murai batu, sekaligus menjadikannya sebagai lahan usaha rumahan baru yang akan saya tekuni.
Karena dana yang sangat terbatas diputuskan untuk
tidak terlalu banyak merubah bentuk rumah yang sudah berdiri tersebut. Setelah
diskusi dengan beberapa teman-teman yang berpengalaman dengan urusan
kandangisasi….he…he…jadi ketularan gaya bahasa Vicky, akhirnya satu demi satu
petak-petak kandang ternak itu berdiri. Saya menyadari bahwa kandang ternak
tersebut jauh dari ideal untuk menangkar murai batu. Alhamdulillah ternyata
Allah maha besar banyak teman-teman sesama penghobi murai batu secara tak
terduga memberikan masukan berupa kritik dan saran yang sangat berharga untuk
menjadikan kandang ternak murai batu tersebut bisa dimanfaatkan dengan menitik
beratkan pada bagian sirkulasi udara dan pencahayaan.
Untuk mengatur sirkulasi udara pada kandang dalam
ruangan bisa di atasi dengan memasang exhaust fan di tiap-tiap ruangan. Satu
problem teratasi…kemudian masalah lantai kandang yang idealnya beralas tanah
tapi kandang ternak kami beralas lantai keramik, gimana ya solusinya?
He…he…akhirnya kita putuskan alas kandang menggunakan triplex yang dilapisi
terpal karet. Alas triplex tersebut
sewaktu-waktu bias dilepas untuk dibersihkan dari kotoran murai batu tersebut.
Di atas alas terpal karet tersebut lalu ditaburi dengan pasir secara merata,
tujuan menggunakan pasir adalah untuk membuat suasana kandang tangkaran seperti
alami selain untuk mentralisir kotoran murai batu yang jatuh ke dasar kandang,
kemudian agar suasana kandang tidak menjadi lembab dan kotoran menjadi cepat kering
karena diserap oleh pasir tersebut. Disamping itu pasir yang kita tabur tersebut
kadang juga digunakan oleh murai batu sebagai media mandi pasir (mandi kering)
untuk menghilangkan stress selama mereka berada di dalam kandang ternak.
Problem keduapun teratasi….satisfied ??
Lanjut pada masalah pencahayaan di dalam lingkungan
kandang ternak. Karena kandang ternak kami letaknya di dalam ruangan, otomatis kandang
tersebut sama sekali tidak mendapatkan cahaya sinar matahari. Padahal di
habitatnya burung murai batu ini adalah burung yang senang dengan sinar
matahari. Sinar matahari sangat banyak manfaatnya dan sangat dibutuhkan untuk
mengatur metabolisme tubuh mahluk hidup, apa jadinya kalo asupan sinar matahari
yang sangat dibutuhkan oleh murai batu tersebut kurang?.....Putar otak lagi
nich, akhirnya saya minta bantuan mbah Google buat mencari solusi.
Akhirnya solusi masalah cahaya matahari saya
dapatkan melalui googling. Penjelasaanya sebagai berikut…Para breeder burung di
Negara-negara eropa yang mempunyai 4 musim telah lama mengembangkan tekhnik
pencahayaan sebagai pengganti cahaya matahari untuk kandang ternaknya. Mereka
menemukan formula Ultra violet pengganti cahaya matahari yang diaplikasikan
pada lampu penerang ruangan, yang kemudian di patenkan produknya dengan nama dagang “AVIANSUN”. Setelah saya baca
literaturnya ternyata kandungan cahaya Aviansun ini hampir sama dengan cahaya
matahari, dimana gelombang sinar ultra violet yang dihasilkannya setara
dengan sinar ultra violet yang dihasilkan sinar matahari. Pembaca tahu kan apa
saja yang terkandung dalam sinar UV (ultra violet) tersebut? salah satunya
adalah kandungan vitamin D essensial yang dihasilkannya.
Vitamin D sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
mahluk hidup tidak terkecuali burung murai batu yang kita ternak tersebut.
Memang Vitamin D bisa didapat dari asupan makanan yang mengandung vitamin D,
namun vitamin D alami yang dihasilkan oleh sinar UV matahari jauh lebih
penting. Selain membantu meningkatkan metabolism tubuh, juga sangat berperan
penting dalam proses reproduksi. Contohnya menguatkan tulang, menguatkan
bulu-bulu burung, menguatkan cangkang telur, meningkatkan proses tumbuh kembang
trotolan burung, dan manfaat lainnya yang akan sangat panjang bila diurai satu
persatu.
Walaupun harga Aviansun ini terhitung lumayan mahal,
akhirnya saya beli juga guna memenuhi asupan sinar matahari di ruang tertutup.
“Kenapa harganya lumayan mahal pembaca?” tentu saja mahal karena lampu Aviansun
ini tidak diproduksi di Indonesia, jadi lampu ini langsung diimport dari USA.
Bila dihitung secara matematis mungkin harga lampu tersebut mahal, tetapi masih
lebih mahal lagi bila saya harus merombak atap rumah saya demi mendapatkan
sinar matahari langsung. Belum lagi waktu pengerjaannya dan berantakannya itu
lho…yang bikin gak tahan…he…he…
Alhamdulillah proses pembuatan kandang ternak murai
batu kami selesai sesuai dengan rencana, 18 petak kandang ternak burung murai
batu dan 1 petak kandang ternak koloni lovebird telah berdiri dan siap dihuni.
Konsep minimalis kami terapkan mulai dari bentuk dan ukuran kandang termasuk
fasilitas penunjang di dalam kandang. Konsepnya memang minimalis tapi dana yang
harus kami keluarkan tidak minimalis lho…Makanya hasil yang kami harapkan dari
dasar hobi memelihara dan ternak burung murai batu ini insyaallah sepadan dengan modal
yang telah kami keluarkan, paling tidak bisa bikin asap dapur ngebul terus he…he…
“Seseorang melihat
kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik, dan seseorang
yang memiliki pikiran yang baik kelak akan mendapatkan kenikmatan dari hidup”(Bediuzzaman
Said Nur)