Thursday, April 2, 2015

Trotol Trah Actor Bima (SI MUNGIL YANG TAK DIPANDANG KINI DIGADANG-GADANG)


Trotol dalam gambar di bawah adalah keturunan dari Trah betina Actor Bima Heri Anyer + pejantan hutan Pendekar Picek. Saat Kecil dulu banyak yang prediksi trotol ini betina...banyak yang mandang sambil lalu saja serasa enggan meminangmu karena tampilanmu yang tak segagah saudaramu yang lebih dahulu dipinang orang. 


Ya sudah walau dipandang sebelah mata tetap tulus hati ini merawat dan menyayangi trotol ini. Seiring waktu berjalan, hari berganti hari tampilanmu, gaya dan karaktermu yang garang serta suaramu kok malah jadi seperti perjaka dan ... Alhamdulillah ternyata kamu benar-benar  kamu menjadi seekor betina tomboy nan gagah dan garang. 

Saya putuskan membawanya pulang ke kediaman saya untuk dirawat intensif dengan bimbingan guru-guru vocal macam siri-siri, cucak ranting mas yang pedes dan tajam suaranya, kapas tembak, kenari dan ciblek, sayang guru vocal cililinnya ada di kandang ternak. 

Rasanya sangat ingin tahu perubahan apa yang dapat trotol ini tunjukkan kedepan baik dari segi katuranggan atau fisik maupun suara volume berikut isiannya walaupun prediksi akhir sang Murai mungil ini menjadi seekor betina. Mudah2an kelak kamu bisa jadi betina Pencetak generasi Murai Batu  tangguh yang menyenangkan hati yang merawatmu baik di lapangan atau sebagai klangenan rumahan saja. Dan akhirnya walaupun kamu menjelma menjadi seekor murai betina....banyak tangan yang berusaha meminang dirimu karena rupamu yang nggemeske (foto terbaru menyusul).

Wednesday, April 1, 2015

Trotol Trah Rudal Cacat Jari kaki kirinya


Just for share...Ternyata akhirnya saya mengalami kejadian trotol murai batu yang memiliki cacat kaki karena kesalahan dalam perawatan. Tapi sebenarnya tidak seratus persen kesalahan dari si perawat atau pemilik murai batu tersebut, ada andil indukan yang menyebabkan trotolan ini mengalami hal tersebut.

Awalnya betina Rudal terpantau angkut sarang, glodok yang kami sediakan di kandang adalah model glodok standar yang terbuat dari kayu triplex. Selama ini tidak pernah ada masalah dengan indukan-indukan murai batu kami saat bertelur ataupun mengeram menggunakan glodok triplex tersebut. Cuma untuk indukan betina yang satu ini tergolong antik perilaku membuat sarangnya.

Sebenarnya sarang disusun seperti kebanyakan indukan2 betina lainnya oleh betina Rudal ini, yang membedakannya adalah cekungan sarang yang berbentuk mangkok bagian bawahnya bersih alias benar2 beralas triplex yang notabene permukaannya halus. Berulang kali kami memperbaiki sarang tersebut namun berulangkali juga sang betina mengembalikan ke bentuk semula yang dia sukai "MUNGKIN". Karena sudah berulangkali sarang diperbaiki dan berulangkali juga sang induk mengembalikan ke bentuk semula akhirnya saya putuskan untuk memberikan kebebasan sang induk betina berkreasi agar tidak dikatakan melanggar hak asasi hewani ha...ha...ha...

Singkat kata akhirnya menetaslah telur sang betina Rudal sebanyak 2 ekor saja, Cuma sayang 1 ekor anaknya mati. Saat telur menetas otomatis saya tidak berani mengganggu ketentraman sang betina dalam merawat anaknya karena ini tetasan periode pertama setelah pasca mabung sang indukan betina. Umur 3 hari saya beranikan diri mengontrol anakan dalam glodok tersebut....ah...ternyata si trotol tumbuh besar cuma sayang dia sering terpeleset karena pijakan jari kakinya tidak dapat memijak sempurna di atas permukaan troplex yang licin. Kembali saya perbaiki posisi sarang agar sang trotol dapat menapak sempurna pada helai2 daun pinus sebagai alas sarangnya. Ternyata...sang betina kembali membersihkan permukaan dasar sarang menjadi alas triplex lagi.

Karena takut sang induk marah karena bola-bali diintip terus glodoknya saya putuskan ditunggu sampai panen umur 7 hari. Hasilnya seperti perkiraan saya, si jabang trotol akhirnya tidak dapat menapak sempurna. Ke dua kakinya MBEKAKAK istilah jawanya, bahasa Indonesianya apa ya? MEKAR barangkali. cuma ke-2 jari kaki kaki kanan dan kiri masuk ke dalam alias kuncup. Sedih juga melihat kondisi trotolku ini saat itu, badannya tambun tapai kakinya tak dapat menapak sempurna.

Akhirnya si jabang trotol saya masukan ke dalam besek dengan sarang buatan tangan saya sendiri yang menyerupai bentuk sarang murai batu. hari berhanti hari...kaki dan jari kanan mulai bisa menapak sempurna, namun jari kaki kiri bentuknya menjadi kurang sempurna. Dengan sabar kami rawat trotol ini akhirnya trotol ini dapat menapak dan hinggap di pangkringan dengan baik walaupun dengan keadaan kaki kiri tepatnya jari kaki kiri yang kurang sempurna. Ring-pun kami pasang di kaki kanannya sehingga trotol ini terlihat gagahnya walaupun masih belum ketahuan jenis kelaminnya.

Inti dari semua cerita di atas... belajar...belajar...belajar dan belajar serta sabar dan telaten merawat makhluk ciptaan Tuhan.